Senin, 18 September 2017

dongeng putri salju



Putri Salju dan Tujuh Kurcaci (Snow White)


Di suatu pertengahan musim dingin, ketika salju berjatuhan dari langit seperti bulu, seorang ratu duduk menjahit di dekat jendela. Rangka kayu yang digunakan untuk membordir terbuat dari kayu ebony yang hitam pekat. Sambil membordir, sang Ratu menatap salju yang turun dan tanpa sengaja jarinya tertusuk oleh jarum sehingga tiga tetes darahnya jatuh membasahi salju. Saat ia melihat betapa terang warna merahnya, ia berkata kepada dirinya sendiri, "Saya berharap mempunyai anak yang putih seperti salju, merah seperti darah, dan hitam seperti kayu ebony!".
Tidak lama setelah itu, sang Ratu melahirkan seorang putri yang kulitnya putih seputih salju, bibirnya merah semerah darah, dan rambutnya hitam sehitam kayu ebony , dan diberinya nama Putri Salju. Saat sang Putri lahir, sang Ratu pun meninggal dunia.
Setelah setahun berlalu, sang Raja menikah kembali dengan seorang wanita yang sangat cantik, tetapi angkuh dan tidak senang apabila ada yang melebihi kecantikannya. Sang Ratu yang baru memiliki sebuah cermin ajaib, di mana sang Ratu sering berdiri memandang ke dalam cermin dan berkata:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Dan sang Cermin selalu menjawab, "Anda adalah yang tercantik dari semuanya".
Dan sang Ratu pun merasa puas, karena tahu bahwa Cermin ajaibnya tidak pernah berkata bohong.
Putri Salju sekarang tumbuh makin lama makin cantik, dan saat ia dewasa, kecantikannya jauh melebihi kecantikan sang Ratu sendiri. Sehingga suatu hari ketika sang Ratu bertanya kepada cerminnya:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Sang Cermin menjawab, "Ratu, anda cantik, tetapi Putri Salju lebih cantik dari anda."
Putri Salju berlari di hutan melalui batu tajam dan semak berduriSang Ratu menjadi terkejut dan warna mukanya menjadi kuning lalu hijau oleh rasa cemburu, dan semenjak saat itu, ia berbalik membenci Putri Salju. Semakin lama, rasa cemburunya bertambah besar, hingga dia tidak memiliki kedamaian lagi. Ia lalu memerintahkan seorang pemburu untuk membinasakan Putri Salju.
"Bawalah Putri Salju ke suatu hutan, sehingga saya tidak akan pernah melihatnya lagi. Kamu harus membinasakannya dan membawa hatinya sebagai bukti kepadaku.
Sang pemburu setuju, membawa Putri Salju ke suatu hutan; akan tetapi saat ia menarik pedangnya, Putri Salju menangis, dan berkata:
"Wahai, pemburu, janganlah membunuhku, saya akan pergi dan masuk ke dalam hutan liar, dan tidak akan kembali lagi."
Pemburu yang menaruh rasa kasihan, berkata:
"Pergilah kalau begitu, putri yang malang;" karena sang Pemburu berpikir bahwa binatang liar di hutan akan memangsa Putri Salju, dan saat ia melepaskan Putri Salju, hatinya menjadi lebih ringan seolah-olah terbebas dari gencetan batu yang berat. Saat itu juga dilihatnya seekor babi hutan berlalu, dan sang Pemburu menangkap babi hutan tersebut lalu mengeluarkan hatinya untuk dibawa ke sang Ratu sebagai bukti.
Putri Salju yang sekarang berada dalam hutan liar, merasa ketakutan yang luar biasa dan tidak tahu harus mengambil tindakan apa saat ketakutan melanda. Kemudian dia mulai berlari, berlari di atas batu-batuan yang tajam dan berlari menembus semak-semak yang berduri, dan binatang liar pun mengerjarnya, tetapi tidak untuk menyakiti Putri Salju. Ia berlari selama kakinya mampu membawa ia pergi, dan saat malam hampir tiba, ia tiba di sebuah rumah kecil. Putri Salju pun masuk ke dalam untuk beristirahat. Segala sesuatu yang berada di dalam rumah, berukuran sangat kecil, tetapi indah dan bersih. Di rumah tersebut terdapat bangku dan meja yang di alas dengan taplak putih, dan di atasnya terdapat tujuh buah piring, pisau makan, garpu dan cangkir minum. Di dekat dinding, terlihat tujuh ranjang tidur kecil, saling bersebelahan, dan dilapisi dengan seprei putih juga. Putri Salju menjadi sangat lapar dan haus, makan dari tiap-tiap piring sedikit bubur dan roti, dan minum sedikit dari tiap-tiap cangkir, agar ia tidak menghabiskan satu piring saja. Akhirnya Putri Salju merasa lelah dan membaringkan dirinya di satu ranjang, tetapi ranjang tersebut ada yang terlalu pendek, ada yang terlalu panjang, untungnya, ranjang yang ke-tujuh sangat sesuai dengan tinggi badannya; dan ia pun tertidur di tempat tidur tersebut.
Saat malam tiba, pemilik rumah pulang ke rumah dan mereka adalah tujuh orang kurcaci yang pekerjaannya menggali terowongan bawah tanah di pegunungan. Saat mereka menyalakan tujuh lilin yang menerangi seluruh rumah, mereka sadar bahwa ada orang yang telah masuk ke dalam rumah tersebut karena beberapa hal telah berpindah tempat, tidak seperti saat mereka meninggalkan rumah.
Yang pertama berkata, "Siapa yang telah duduk di kursi kecilku?"
Yang kedua berkata, "Siapa yang telah makan dari piring kecilku?"
Yang ketiga berkata, "Siapa yang mengambil roti kecilku?"
Yang keempat berkata, "Siapa yang telah memakan buburku?"
Yang kelima berkata, "Siapa yang telah menggunakan garpuku?"
Yang keenam berkata, "Siapa yang telah memotong dengan pisauku?"
Yang ketujuh berkata, "Siapa yang telah minum dari cangkirku?"
Kemudian yang pertama, melihat ke sekeliling rumah dan melihat tanda-tanda bahwa kasurnya telah ditiduri, berteriak, "Siapa yang telah tidur di ranjangku?"
Dan saat yang lainnya juga datang, mereka berkata, "Seseorang juga telah tidur di tempat tidurku!"
Ketujuh kurcaci kagum akan kecantikan Putri SaljuKetika kurcaci yang ketujuh melihat ranjangnya, dia melihat Putri Salju yang tertidur di sana, kemudian dia menyampaikan ke kurcaci lain, yang datang tergesa-gesa untuk melihat Putri Salju, dan dalam keterkejutan mereka, mereka masing-masing mengangkat lilinnya untuk melihat Putri Salju dengan lebih jelas.
"Ya Tuhan! kata mereka, "siapakah putri yang cantik ini?" dan karena mereka gembira melihat Putri Salju, mereka tidak tega untuk membangunkannya. Kurcaci yang ketujuh terpaksa tidur bergantian dengan teman-temannya, setiap satu jam, di tiap-tiap ranjang temannya sampai malam berlalu.
Menjelang pagi, ketika Putri Salju terbangun dan melihat ketujuh kurcaci, Putri Salju menjadi ketakutan, tetapi mereka terlihat bersahabat dan bahkan menanyakan namanya  dan bagaimana dia bisa tiba di rumah mereka. Putri Salju pun bercerita bagaimana ibunya berharap agar dia meninggal, bagaimana sang Pemburu membiarkannya hidup, bagaimana ia lari sepanjang hari, hingga tiba ke rumah mereka.
Para kurcaci kemudian berkata, "Jika kamu mau membersihkan rumah, memasak, mencuci, merapihkan tempat tidur, menjahit, dan mengatur semuanya agar tetap rapih dan bersih, kamu bisa tinggal di sini, dan kamu tidak akan kekurangan apapun."
"Saya sangat setuju," katan Putri Salu, dan ia pun tinggal di rumah tersebut sambil mengatur rumah. Pada pagi hari para kurcaci ke gunung untuk menggali emas, pada malam hari saat mereka pulang, mereka telah disiapkan makan malam. Setiap Putri Salju ditinggal sendiri, para kurcaci sering memberi nasehat:
"Berhati-hatilah pada ibu tiri mu, dia akan tahu bahwa kamu ada di sini. Jangan biarkan seorangpun masuk ke dalam rumah."
Ratu yang telah melihat bukti kematian Putri Salju yang berupa hati, yang dibawa oleh pemburu, menjadi tenang, berdiri di depan cermin dan berkata:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Dan sang Cermin menjawab, "Ratu, walaupun kecantikanmu hampir tidak ada bandingannya, Putri Salju yang hidup di sebuah rumah kecil beserta tujuh orang kurcaci, seribu kali lebih cantik."
Ratu yang menyamar, menjual pita kepada Putri SaljuRatu menjadi terkejut saat mendengarkannya, dan ia akhirnya tahu bahwa sang Pemburu telah menipunya, dan Putri Salju masih hidup. Ia pun berpikir keras untuk menghabisi Putri Salu, karena selama ia bukanlah wanita tercantik diantara semua, rasa cemburunya tidak akan bisa membuat ia bisa beristirahat dengan tenang. Akhirnya ia pun mendapatkan rencana, ia menyamarkan wajahnya dan memakai pakaian yang biasa dipakai oleh wanita tua agar tidak ada yang bisa mengenalinya. Dalam penyamarannya, ia melalui tujuh gunung hingga akhirnya tiba di rumah milik tujuh kurcaci. Ia pun mengetuk pintu dan berkata:
"Barang bagus untuk dijual! barang bagus untuk dijual!"
Putri Salju mengintip dari jendela dan menjawab:
"Selamat siang, apa yang anda jual?"
"Barang bagus," katanya, "Pita berbagai macam warna" dan dia kemudian menyerahkan sebuah pita yang terbuat dari sutera.
"Saya tidak perlu takut untuk membiarkan wanita tua ini masuk," pikir Putri Salju, lalu ia pun membuka pintu dan membeli pita yang indah.
"Betapa cantiknya kamu, anakku!" kata wanita tua, "kemarilah dan biarkan saya membantu kamu untuk memakaikan pita ini."
Putri Salju yang tidak curiga, berdiri di depannya dan membiarkan wanita tua itu memasangkan pita untuknya, tetapi wanita tua itu dengan cepat mencekik Putri Salju dengan pita hingga Putri Salju jatuh dan seolah-olah meninggal dunia.
"Sekarang saatnya kamu berhenti sebagai wanita tercantik," kata wanita tua sambil berlalu pergi.
Tidak lama setelah itu, menjelang malam, para kurcaci pulang ke rumah, dan mereka semua terkejut melihat Putri Salu terbaring di tanah, tidak bergerak; mereka mengangkatnya dan saat mereka melihat pita yang melilit leher Putri Salju, mereka memotongnya dan saat itu Putri Salju bernapas kembali. Saat kurcaci mendengar cerita dari Putri Salju, mereka berkata,
"Wanita tua yang menjadi penjual keliling, pastilah tidak lain dari ratu yang jahat, kamu harus berhati-hati saat kami tidak berada di sini!"
Ketika ratu yang jahat tiba di rumah dan bertanya kepada sang Cermin:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Jawabannya sama dengan sebelumnya, "Ratu, walaupun kecantikanmu hampir tidak ada bandingannya, Putri Salju yang hidup di sebuah rumah kecil beserta tujuh orang kurcaci, seribu kali lebih cantik."
Saat mendengar jawaban tersebut, ia menjadi terkejut karena tahu bahwa Putri Salju masih hidup.
"Sekarang, saya harus memikirkan cara lain untuk membinasakan Putri Salju." Dan dengan sihirnya, ia membuat sisir yang mengandung racun. Kemudian dia menyamar menjadi seorang perempuan tua yang lain. Lalu pergi menyeberangi tujuh gunung dan datang ke rumah tujuh kurcaci. Ia mengetuk pintu dan berkata,
"Barang bagus untuk dijual! barang bagus untuk dijual!"
Putri Salju melihat keluar dan berkata,
"Pergilah, Saya tidak akan membiarkan siapapun masuk."
"Tapi kamu tidak dilarang untuk melihat-lihat," kata si wanita tua sambil mengeluarkan sisir beracun dan memegangnya. Sisir tersebut sangat menggoda Putri Salju sehingga ia akhirnya membuka pintu dan membeli sisir itu, dan kemudian wanita tua itu berkata:
"Sekarang, rambutmu harus disisir dengan benar."
Putri Salju yang malang tidak berpikir akan adanya mara-bahaya, membiarkan wanita itu menyisir rambutnya, dan tidak lama kemudian, sisir pada racun mulai bekerja dan Putri Salju pun terjatuh tanpa daya.
"Ini adalah akhir bagimu," kata si wanita tua sambil berlalu. Untungnya hari sudah hampir malam dan para kurcaci pulang tidak lama setelah kejadian itu. Saat mereka melihat Putri Salju terbaring di tanah seperti telah meninggal, mereka langsung berpikir bahwa ini adalah perbuatan ibu tiri yang jahat. Secepatnya mereka menarik sisir yang masih melekat di rambut Putri Salju dan saat itupun Putri Salju terbangun, lalu menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Para kurcaci memperingatkan ia untuk lebih berhati-hati lagi dan jangan pernah membiarkan orang masuk.
Saat ratu tiba di rumah, ia berdiri di depan cermin dan berkata,
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Jawabannya sama dengan sebelumnya, "Ratu, walaupun kecantikanmu hampir tidak ada bandingannya, Putri Salju yang hidup di sebuah rumah kecil beserta tujuh orang kurcaci, seribu kali lebih cantik."
Putri Salju terjatuh setelah memakan apel beracunKetika ratu mendengar ini, ia menjadi gemetar karena marah, "Putri Salju harus mati, walaupun saya juga harus mati!" Lalu ia masuk ke kamar rahasianya dan di sana ia membuat sebuah apel racun. Apel yang cantik dan menggiurkan, berwarna putih dan merah. Siapapun yang melihatnya pasti tergiur dan siapapun yang memakannya walaupun sedikit, akan mati keracunan. Saat apel itu telah siap, ia pun menyamar kembali dan berpakaian seperti wanita petani, lalu ia menyeberangi tujuh gunung di mana tujuh kurcaci tinggal. Dan ketika ia mengetuk pintu, Putri Salju melongokkan kepala melalui jendela dan berkata,
"Saya tidak berani membiarkan siapapun masuk, tujuh kurcaci sudah melarang saya."
"Baiklah," kata si wanita, "Saya hanya ingin memberikan sebuah apel ini kepadamu."
"Tidak," kata Putri Salju, "Saya tidak berani mengambil apapun."
"Apakah kamu takut akan racun?" tanya si wanita, "lihatlah, saya akan membelah apel ini menjadi dua bagian, kamu akan mendapatkan bagian yang berwarna merah, dan saya bagian yang putih."
Apel tersebut dibuat dengan cerdiknya, sehingga bagian yang beracun adalah bagian yang berwarna merah. Putri Salju menjadi tergiur akan kecantikan apel itu, dan ketika ia melihat si wanita petani memakan apel bagiannya, Putri Salju menjadi tidak tahan lagi, ia mengulurkan tangannya keluar dan mengambil bagian apel yang beracun. Tidak lama setelah ia memakan apel tersebut, ia pun terjatuh dan sepertinya meninggal. Sang Ratu jahat, tertawa keras dan berkata,
"Putih seperti salju, merah seperti darah, hitam seperti ebony! kali ini, kurcaci takkan dapat menghidupkan kamu kembali."
Lalu ia pun pulang dan bertanya kepada cerminnya,
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Cermin menjawab, "Anda adalah yang tercantik dari semuanya".
Hati ratu yang tadinya penuh dengan kecemburuan, akhirnya menjadi tenang dan bahagia.
Para kurcaci, saat pulang di malam hari, menemukan Putri Salju terbaring di tanah, dan tak ada nafas lagi yang keluar dari hidungnya. Mereka mengangkatnya, mencari-cari racun yang membunuh Putri Salju, memotong pitanya, menyisir rambutnya, mencucinya dengan air dan anggur, tetapi semua sia-sia, putri malang itu telah meninggal. Mereka akhirnya menaruh Putri Salju dalam sebuah peti, dan mereka semua duduk mengelilinginya, menangisi kematiannya selama tiga hari penuh. Walaupun meninggal, Putri salju terlihat seolah-olah masih hidup dengan pipinya yang merona. Para kurcaci kemudian berkata,
"Kita tidak akan menguburnya di tanah yang gelap." Lalu merekapun membuat peti yang terbuat dari gelas yang bening sehingga mereka dapat melihat Putri Salju dari segala sisi. Putri Salju dibaringkan di peti tersebut, dan di peti itu ditulislah nama Putri Salju dengan tulisan emas, beserta kisah bahwa ia adalah putri seorang raja. Kemudian mereka meletakkan peti itu di atas gunung, dan salah satu dari mereka selalu tinggal untuk mengawasinya. Burung-burung pun datang berkunjung dan turut berduka, yang datang pertama adalah burung hantu, lalu burung gagak, lalu seekor burung merpati.
Untuk beberapa lama, Putri Salju terbaring di peti gelas itu dan tidak pernah berubah, terlihat seolah-olah tidur. Ia masih tetap seputih salju, semerah darah dan rambutnya sehitam ebony. Suatu ketika seorang pangeran lewat di hutan yang menuju ke rumah kurcaci. Saat ia melihat peti di puncak gunung beserta Putri Salju yang cantik di dalamnya, ia menjadi jatuh cinta, dan setelah ia membaca tulisan yang ada pada peti itu. Ia berkata kepada para kurcaci,
"Biarkan saya memiliki peti beserta Putri Salju ini, saya akan memberikan apapun yang kalian minta."
Tetapi kurcaci menolak dan mengatakan bahwa mereka tidak mau berpisah dengan Putri Salju walaupun dibayar dengan emas yang ada di seluruh dunia. Tetapi sang Pangeran berkata,
"Saya memintanya dengan amat sangat, karena saya tidak akan bisa hidup tanpa melihat Putri Salju; Jika kalian setuju, saya akan serta merta membawa kalian semua dan menganggap kalian seperti saudaraku sendiri."
Putri Salju terbangun setelah apel beracun keluar dari mulutnyaSaat sang Pangeran berbicara dengan sungguh hati, para kurcaci menjadi iba dan memberikan sang Pangeran peti yang berisikan Putri Salju, dan sang Pangeran pun memanggil pelayan-pelayannya untuk mengangkat peti tersebut ke istana. Di perjalanan, seorang pelayan terantuk pada semak-semak sehingga peti yang diangkatnya menjadi terguncang dan sedikit miring. Saat itulah apel beracun yang ada pada kerongkongan Putri Salju, keluar dari mulutnya. Putri Salju membuka matanya dan membuka penutup peti, turun dan berdiri dalam keadaan sehat-walafiat.
"Oh, dimanakah saya berada?" tanyanya. Sang Pangeran secepatnya menjawab dengan hati riang, "Kamu aman di dekatku," dan menceritakan semua yang terjadi. Sang Pangeran lalu berkata lagi,
"Saya lebih memilih kamu dibandingkan dengan apapun yang ditawarkan oleh dunia; ikutlah bersama saya menuju istana ayahku dan jadilah pengantinku."
Putri Salju yang baik hati, ikut bersama pangeran dan direncanakanlah pesta perkawinan yang meriah untuk mereka berdua.
Ibu tiri Putri Salju juga ikut diundang menghadiri pesta dan saat berhias di cermin, ia pun bertanya pada cermin ajaibnya:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Cermin menjawab, "Ratu, walaupun kecantikanmu hampir tidak ada bandingannya, Pengantin yang baru ini seribu kali lebih cantik."
Sang Ratu menjadi marah dan mengutuk karena kecewa, ia hampir saja membatalkan kehadirannya di pesta pernikahan Putri Salju, tetapi rasa penasarannya membuat ia tetap pergi. Saat ia melihat pengantin wanita, ia menjadi terkejut karena pengantin wanita tersebut tidak lain adalah Putri Salju. Kemarahan serta ketakutan bercampur aduk menjadi satu dan saat itu juga, sang Ratu yang jahat tersedak karena marahnya, terjatuh dan meninggal, sedangkan Putri Salju dan pangeran, hidup bahagia selama-lamanya.

komik doraemon

KOMIK DORAEMON

Kapsul pertemanan

Kapsul pertemanan

Kapsul pertemanan

kapsul pertemanan

Kapsul pertemanan

kapsul pertemanan

kapsul pertemanan

kapsul pertemanan

Kisah Cinderalas

Kisah Cinderalas


Raden Putra, Raja Jenggala, mempunyai dua orang istri. Keduanya adalah permaisuri dan selir. Selain cantik wajahnya, Sang Permaisuri juga baik budi pekertinya. Sang Selir juga sangat cantik wajahnya. Namun berbeda dengan permaisuri, sang selir buruk kelakuannya.

Dia sangat iri dengan permaisuri. Dia merencanakan untuk menyingkirkan sang permaisuri dari istana kerajaan, agar perhatian dan kasih sayang Raden Putra semata-mata hanya untuknya.
Sang selir bekerja sama dengan tabib istana untuk mewujudkan rencana jahatnya. Dia berpura-pura sakit. Ketika Raden Putra bertanya kepada tabib istana perihal penyebab sakitnya sang selir, tabib istana mengatakan bahwa sakit yang di derita sang selir disebabkan oleh racun.” Racun itu dibubuhkan pada minuman yang diberikan untuk Selir.” Kata Tabib istana.
“Siapa yang tega memberikan minuman beracun untuk selir ku? Tanya Raden Putra.
“Permaisuri Paduka sendirilah yang melakukannya.” Jawab sang Selir.” Tampaknya Permaisuri iri hati pada hamba hingga bermaksud membunuh hamba, agar kasih sayang paduka dan kekuasaan kerajaan jatuh ketangannya.”
Mendengar hasutan dari Selir nya Raden Putra sangat murka. Tanpa berpikir panjang Raden Putra mengusir sang permaisuri dari istana kerajaan, bahkan dia memerintahkan patih kerajaan untuk membunuh permaisuri di hutan.
Sang Permaisuri yang tengah mengandung itu terpaksa menerima perlakuan tidak adil dan jahat yang ditimpakan kepadanya. Walaupun, dia sama sekali tidak melakukan seluruh sangkaan yang ditimpakan kepadanya.
Patih kerajaan Jenggala merupakan orang yang bijaksana, dia merasa jika sang permaisuri tidak bersalah. Menurutnya, sang permaisuri yang baik hati tersebut mustahil meracuni selir. Dia yakin jika sang permaisuri telah terkena fitnah keji dari selir. Oleh karena itu dia tidak membunuhsang permaisuri melainkan membuatkan gubuk ditengah hutan untuk permaisuri tinggal.
Patih jenggala kemudian menangkap kelinci dan menyembelih kelinci itu dengan keris pusaka miliknya, kemudian darah si kelinci dibasuhnya pada selendang milik permaisuri. Katanya kepada sang permaisuri.” Hamba akan menghadap Raden Putra dengan membawa selendang paduka serta keris yang berlumur darah ini. Selendang dan keris ini akan hamba jadikan bukti bahwa hamba telah melaksanakan tugas dari Raden Putra.”
“Terima kasih, Paman Patih.” Ujar sang Permaisuri.
Sepeninggalan Patih kerajaan Jenggala, Sang permaisuri hidup sendirian di dalam hutan belantara. Seiring berjalannya waktu, kian membesar kandungannya. Dia pun melahirkan sendirian didalam hutan belantara itu. Bayi yang lahir laki-laki dan diberi nama Cindelaras.
ayam jago cindelaras tumbuh menjadi ayam jago yang kuat seperti rajawali
ayam jago cindelaras tumbuh menjadi ayam jago yang kuat seperti rajawali
Cindelaras tumbuh menjadi anak lelaki yang kuat tubuhnya dan tampan wajahnya. Sejak kecil ibunya yang memiliki pengetahuan tinggi karena merupakan permaisuri raja, mengajarkannya tentang berbagai ilmu pengetahuan dan budi pekerti. Selain itu Cindelaras sejak kecil bergaul dengan aneka hewan yang berada di hutan belantara tersebut. Hewan-hewan itu senang berada bersama dengan Cindelaras dan mereka menuruti setiap perintah dari Cindelaras.
Pada suatu hari ketika Cindelaras tengah bermain, seekor burung rajawali menjatuhkan sebutir telur di dekat Cindelaras. Cindelaras lantas mengeramkan telur rajawali itu pada ayam hutan betina yang menjadi sahabatnya. Tiga minggu kemudian telur itu menetas menjadi ayam namun memiliki mata tajam dan perawakan yang kuat seperti rajawali.
Cindelaras merawat ayam itu dengan baik hingga menjadi ayam jago yang hebat dan kuat. Tubuh ayam itu terlihat kuat lagi kekar, paruhnya kokoh dan runcing seperti paruh burung rajawali. Kedua kakinya kekar berotot dan memiliki kuku yang runcing tajam seperti kuku rajawali. Suara kokoknya terdengar aneh dan mengherankan.” Kukuruyuk … Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah hutan belantara, atapnya daun kelapa, ayahnya raden putra raja jenggala.”
Awalnya Cindelaras sangat heran mendengar kokok ayam jantannya yang aneh. Dia lantas bertanya kepada ibunya perihal kokok ayamnya yang unik. Permaisuri pun menjelaskan siapa sebenarnya mereka. Cindelaras kini tahu bahwa dia merupakan darah daging Raden Putra yang merupakan raja Jenggala. Dia juga tahu penyebab ibu dan dirinya diusir dari istana raja. Dalam hatinya muncul niat Cindelaras untuk membuka keburukan selir yang merupakan ibu tirinya.
Cindelaras menghadap raja raden putra
Cindelaras menghadap raja raden putra
Dengan izin dan restu ibunya Cindelaras berangkat menuju istana kerajaan Jenggala. Ayam jago kesayangannya dibawanya pula. Dalam perjalanannya, Cinderalas bertemu dengan orang-orang yang sedang mengadu ayam atau lebih dikenal dengan sabung ayam. Ketika mereka melihat Cindelaras membawa ayam jago, mereka pun menantang untuk mengadu.
“Aku tidak mempunyai taruhan.” Ucap Cindelaras.
“Taruhanmu adalah dirimu,” jawab salah seorang penyabung.” Jika ayam jagomu kalah engkau harus bekerja dan mengabdi kepadaku tanpa mendapatkan upah. Sedangkan jika jagomu menang maka aku akan memberikan uang emas ini untukmu.” Si penyabung mengacungkan kantong kain yang berisi uang emas.
Cindelaras awalnya ragu namun ayam jagonya terus meronta-ronta seperti memintanya untuk menerima tantangan itu. Cindelaras akhirnya setuju.
Kedua ayam jago lantas di adu. Hanya dalam beberapa gebrakan saja ayam jago Cindelaras telah dapat mengalahkan musuh-musuhnya. Ayam-ayam jago lainnya yang diadu dengan ayam jago milik Cindelaras pun bertumbangan. Rata-rata mereka hanya sanggup beberapa gebrakan saja sebelum akhirnya terkeok-keok melarikan diri.
Cindelaras sangat banyak mendapatkan uang dan juga perhiasan karena kemenangan ayam jagonya itu. Para penyabung ayam benar-benar terperangah mendapati keperkasaan ayam jago Cindelaras. Berita perihal kehebatan ayam jago Cindelaras pun segera menyebar. Banyak penyabung dari berbagai daerah menemui Cindelaras untuk mengadu ayam. Namun ayam jago Cindelaras benar-benar luar biasa, semua bisa dikalahkan dalam beberapa gebrakan pertarungan saja.
ayam raden putra terkeok-keok melarikan diri dari ayam cinde laras
ayam raden putra terkeok-keok melarikan diri dari ayam cinde laras
“Tampaknya hanya ayam jago milik Gusti Prabu Raden Putra saja yang dapat menandingi ayam jago milik anak ini.” Kata salah seorang penyabung.” Sama halnya dengan ayam jago milik anak ini, ayam jago milik gusti prabupun tidak pernah terkalahkan. Pertarungan kedua ayam ini pasti sangat seru.”
Raden Putra akhirnya mendengar kehebatan ayam jago milik Cindelaras. Sang raja sangat penasaran dengan berita yang akhir-akhir ini didengarnya. Dia benar-benar ingin mencoba mengadukan ayam jago miliknya dengan ayam jago milik Cindelaras yang konon katanya tidak pernah terkalahkan. Untuk mewujudkan keinginannya itu, dia meminta prajurit istana mencari dan memanggil Cindelaras.
Cindelaras datang dan langsung menghadap Raden Putra. Meski dia mengetahui sosok dihadapannya adalah ayah kandungnya, namun Cindelaras bersikap seperti rakyat biasa menghadap Raja. Dia duduk bersila setelah menghaturkan sembah. Ayam jagonya ikut bersila disampingnya. Sangat mengherankan, selama Cindelaras menghadap Prabu Raden Putra, ayam jago itu tidak berkokok sedikitpun.
“ Namamu Cindelaras?” Tanya Prabu Raden Putra.
“ Benar, gusti prabu.”
“ Kudengar engkau memiliki ayam jago yang hebat. Apakah engkau berani mengadu ayam jagomu dengan ayam jago milikku?”
“Hamba siap, Gusti Prabu.”
“ Apa taruhanmu?”
Cindelaras sejenak berpikir sebelum akhirnya memberikan jawabannya.” Hamba hanya memiliki selembar nyawa. Jika ayam jago hamba kalah, maka hamba serahkan nyawa hamba kepada Gusti Prabu. Namun jika ayam jago hamba menang, maka hamba meminta separuh dari kerajaan Jenggala.”
“ Baik.” Raden Putra menyatakan kesediannya.” Bersiap-siaplah untuk menyerahkan nyawamu. Lehermu akan dipenggal algojo kerajaan setelah ayam jagomu kalah.”
Alun-alun istana segera disiapkan untuk menjadi arena pertarungan dua jago milik Cindelaras dan Raden Putra. Berduyun-duyun orang datang ke alun-alun untuk menyaksikan peristiwa yang sangat langka itu. Beberapa petaruh juga turut meramaikan acara itu, sebagian menjagokan ayam milik Cindelaras dan sebagian lagi menjagokan ayam milik Raden Putra.
Ketika telah dihadapkan, jago milik Cindelaras kalah besar dan kalah kekar jika dibandingkan dengan jago milik Raden Putra. Namun jago Cindelaras tidak menunjukan ketakutannya, bahkan sepertinya sudah tidak sabar ingin bertarung. Maka dengan iringan sorak sorai penonton, kedua ayam jago itupun memulai pertarungannya.
Semangat bertarung ayam jago Cindelaras sangat besar. Tendangan kaki dan patukan paruhnya begitu kuat bertenaga hingga ayam jago milik Raden Putra terlihat kewalahan. Ayam jago milik Cindelaras juga sangat cerdik lagi piawai dalam menghindari serangan-serangan dari ayam jago milik Raden Putra. Pertarungan berlangsung cukup lama, namun semakin lama terlihat bahwa ayam jago milik Cindelaras makin menguasai keadaan. Beberapa saat kemudian ayam jago milik Raden Putra tidak mampu lagi menahan serangan-serangan dari ayam jago Cindelaras. Dia berkeok-keok melarikan diri dari arena pertarungan tanda menyerah kalah. Sebagian penonton yang menjagokan ayam jago Cindelaras bersorak sorai gembira.
Raden Putra sangat terkejut melihat ayam jago kesayangannya terseok-seok kabur dari medan pertarungan. Janji taruhan yaitu membagi separuh wilayah kekuasaannya untuk Cindelaras dipenuhinya.
Setelah pertarungan selesai dan Raden Putra berkata bahwa sebagian wilayah kerajaan Jenggala kini milik Cindelaras, tiba-tiba ayam jago milik Cindelaras berkokok keras..” Kukuruyuk … Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah hutan belantara, atapnya daun kelapa, ayahnya raden putra raja jenggala.”
Raden Putra sangat terkejut mendengar kokok ayam Cindelaras yang aneh. Diperhatikannya baik-baik Cindelaras yang tetap berdiri dengan sikap hormat dan gagah.” Cindelaras benarkah apa yang dikatakan ayam jagomu itu.” Tanya Raden Putra.
“ Benar gusti prabu. Hamba adalah putra gusti prabu, ibu hamba adalah permaisuri gusti prabu yang saat ini tinggal di hutan.”
Raden Putra terlihat bingung. Menurutnya permaisurinya telah meninggal dunia ditangan patih yang mengamban titahnya. Melihat rajanya terlihat bingung, patih jenggala segera maju kedepan menghampiri sang raja. Patih Jenggala kemudian menjelaskan perihal kejadian yang sesungguhnya, bagaimana dia tidak jadi membunuh sang permaisuri karena mengetahui bahwa permaisuri tidak bersalah melainkan korban fitnah dari orang lain.
“ Fitnah? Fintah siapa?” Tanya sang Raja.
“ Fitnah dari selir sri baginda yang bekerjasama dengan tabib istana.” Jawab Patih Jenggala.
Sang Selir dan Tabib istana segera dipanggil oleh Raja Raden Putra. Keduanya tidak dapat mengelak setelah persidangan memberikan bukti-bukti kejahatan mereka. Sang Raden Putra memberi hukuman berat kepada keduanya yaitu di asingkan didalam hutan.
Akhirnya kebenaran terungkap. Sang Raja Raden Putra langsung memeluk Cindelaras seraya meminta maaf. Raja Jenggala itu segera memerintahkan para pengawalnya untuk menjemput permaisuri.
Sang Permaisuri kembali ke istana dengan segala kehormatannya. Dia hidup bahagia bersama suami dan anaknya Cindelaras.

Dongeng Timun Mas


Timun Mas

timun mas
Cerita Timun Mas, Raksasa Jahat Menagih Janji

Dahulu kala di Jawa Tengah ada seorang Janda yang sudah tua. Mbok Rondo namanya. Pekerjaannya hanya mencari kayu di hutan. Sudah lama sekali Mbok Rondo ingin mempunyai seorang anak. Tapi dia hanya seorang janda miskin, lagi pula ia sudah tua. Mana bisa ia mendapatkan anak.

Pada suatu hari, sehabis mengumpulkan kayu di hutan. Mbok Rondo duduk beristirahat sambil mengeluh;

"Seandainya aku mempunyai seorang anak, beban hidupku agak ringan, sebab ada yang membantuku bekerja."




cerita timun mas
Tiba-tiba bumi bergetar, seperti ada gempa bumi. Di depan Mbok Rondo muncul raksasa bertubuh besar dan wajahnya menyeramkan. Mbok Rondo takut melihatnya.

"Hai, Mbok Rondo, kamu menginginkan anak, ya? Aku bisa mengabulkan keinginanmu," kata raksasa itu dengan suara keras."

"Benarkah?" tanya Mbok Rondo. Rasa takutnya mulai menghilang.

"Benar....Tapi, ada syaratnya. Kalau anakmu sudah berumur enam belas tahun, kau harus menyerahkannya kepadaku. Dia akan kujadikan santapanku," jawab raksasa itu.

Karena begitu inginnya dia punya anak, maka Mbok Rondo tidak berpikir panjang lagi. Yang penting segera punya anak.
 "Baiklah, aku tidak keberatan," jawab Mbok Rondo.

timun emas
Kemudian, raksasa itu memberi biji mentimun kepada Mbok Rondo. Mbok Rondo segera pulang dan menanam benih itu di halaman belakang.

Setiap hari Mbok Rondo menyirami biji timun itu.
Ajaib!!
Dua minggu kemudian, tanaman itu sudah berbuah. Buahnya lebat sekali.

Diantara sekian banyak buah mentimun yang tumbuh, ada satu satu buah yang sangat besar. Warnanya kekuningan. Kalau tertimpa sinar matahari, buah itu berkilau seperti emas. Mbok Rondo sangat tertarik pada buah mentimun yang paling besar itu, ia memetiknya dan membawa pulang buah yang paling besar itu.


cerita timun emas

Sampai di rumahnya, Mbok Rondo mengambil pisau dan membelah buah itu. Lalu, ia membukanya dengan hati-hati. Ajaib!
Ternyata ada seorang bayi perempuan yang cantik!

"Ah, ternyata raksasa itu tidak berbohong!" gumam Mbok Rondo.

 "Sekarang aku punya anak perempuan. "Aduh senangnya hatiku."

Mbok Rondo sangat gembira. Ia menamakan bayi mungil itu Timun Emas dan dipanggil "Timun Mas"




timun mas
Hari, bulan, dan tahun pun berganti. Timun Mas tumbuh mejadi seorang gadis jelita. Mbok Rondo sangat menyayangi Timun Emas.

Pagi itu sangat cerah. Mbok Rondo dan Timun Mas bersiap pergi ke hutan untuk mencari kayu.
Tiba-tiba, Bum...Bum, bum ... Bumi bergetar. Lalu disusul suara tawa menggelegar.

"Hai, Mbok Rondo, keluarlah! Aku datang untuk menagih janji," kata raksasa itu.


Gemetar seluruh tubuh Mbok Rondo, cepat-cepat ia memeluk Timun Mas lalu membisikinya agar gadis itu sembunyi di kolong tempat tidur. Lalu Mbok Rondo keluar menemui raksasa itu.

timun mas
"Aku tahu, kedatanganmu kemari untuk mengambil Timun Mas. Berilah aku waktu dua tahun lagi. Kalau Timun Mas aku berikan sekarang, tentu kurang lezat untuk disantap. Tubuhnya masih kecil."

"Benar juga, baiklah, dua tahun lagi aku akan datang. Kalau bohong, kamu akan kutelan mentah-mentah," ancam raksasa itu.

Sambil tertawa, raksasa itu pergi meninggalkan rumah Mbok Rondo. Mbok Rondo menghela nafas lega. Kemudian, ia masuk ke rumah menghampiri anaknya yang masih bersembunyi di kolong tempat tidur.

"Anakku, Keluarlah. Raksasa itu sudah pergi," kata Mbok Rondo.

timun mas
Dua tahun kemudian, Timun Mas sudah dewasa. Wajahnya semakin cantik. Kulitnya kuning langsat. Tapi, Mbok Rondo cemas jika teringat akan janjinya kepada si raksasa.

Pada suatu malam, ketika Mbok Rondo sedang tidur, ia mendengar suara gaib dalam mimpinya.

"Hai, Mbok Rondo, kalau kau ingin anakmu selamat, mintalah bantuan kepada seorang pertapa di bukit Gandul."

Esok harinya, Mbok Rondo pergi ke Bukit Gandul. Di sana, ia bertemu dengan seorang pertapa. Pertapa itu memberikan empat bungkusan kecil yang isinya biji timun, jarum, garam, dan terasi.



timun mas

Mbok Rondo menerimanya dengan rasa heran. Sang pertapa menerangkan khasiat benda-benda itu.

Sesampainya di rumah, ia menceritakan perihal pemberian pertapa itu kepada Timun Mas.

"Anakku, mulai saat ini kamu tidak perlu cemas. Kamu tidak perlu takut kepada raksasa itu, sebab kamu sudah memiliki penangkalnya. Berdoalah selalu supaya Tuhan menyelamatkanmu," kata Mbok Rondo.

"Terima kasih Mbok...!"

Demikianlah haripun berganti hari. Hingga pada suatu ketika Mbok Rondo sedang menjahit baju untuk Timun Mas, tiba-tiba bumi berguncang pertanda raksasa datang.


timun mas
"Hem, raksasa itu datang lagi rupanya." gumam Mbok Rondo.

Benar saja, tak lama kemudian raksasa itu sudah berada di ambang pintu.

"Ho... ho... ho... Mana Timun Mas! Ayo, cepat serahkan dia padaku. Aku sudah sangat lapar!" kata raksasa dengan suara menggelegar.

Mbok Rondo keluar dengan tubuh gemetar.

"Baiklah. Akan kubawa dia keluar," kata Mbok Rondo.

Ia segera masuk ke rumah. Diambilnya bungkusan pemberian sang pertapa, kemudian diberikan kepada Timun Mas.

"Anakku, bawalah bekal ini. Pergilah lewat pintu belakang sebelum raksasa itu menangkapmu."

"Baiklah, Mbok," Timun Mas segera berlari lewat pintu belakang.

"Ingat anakku, jangan sampai lupa pesan pertapa. Kau masih ingat bukan?"

"Ingat Mbok!"

"Baik, sekarang cepat larilah!"

Tidak berapa lama kemudian, raksasa sudah memanggil Mbok Rondo.

"Mbok Rondo, mana Timun Mas?!" suara raksasa itu terdengar tidak sabar.

"Maafkan aku, Raksasa..!"

Apa? Ada apa?"

"Timun Mas ternyat sudah pergi."

"Apa kau bilang?" geram raksasa itu.

"Maafkan aku....!"

"Kurang ajar, mengapa kau tidak bilang sejak tadi?"

timun masDengan marah raksasa itu segera mengedarkan pandangan ke sekeliling. Lamat-lamat dari kejauhan ia melihat seorang gadis sedang berlari cepat di padang rumput.

"Hehehe...mau lari kemana kau gadis kecil?"

Dengan modal tubuhnya yang besar dan kesaktiannya, raksasa itu segera melangkahkan kakinya. Ia tidak perlu berlari kencang. Namun langkah-langkahnya yang lebar bagaikan gerak kaki kuda yang berlari cepat. Timun Mas yang berada di kejauhan dalam tempo singkat sudah hampir disusulnya.

"Walau lari ke ujung dunia, aku pasti dapat mengejarmu!" teriak si raksasa.

Karena terus menerus berlari, Timun Mas mulai kelelahan. Dalam keadaan terdesak, Timun Mas teringat akan bungkusan pemberian sang pertapa.

Ia mengambil segenggam biji timun dalam bungkusan. Cepat ia taburkan biji mentimun di sekitarnya. Sungguh ajaib. Mentimun itu langsung tumbuh dengan lebat. Buahnya besar-besar. Raksasa itu berhenti ketika melihat buah mentimun terhampar di hadapannya.

"Ha... ha... ha... buah mentimun ini akan dapat menambah tenagaku," kata raksasa.

Sejenak ia menatap Timun Mas yang terus berlari kencang menjauhinya.

Hehehe... tidak mengapa bocah manis, larilah sekuat tenagamu. Toh nanti aku akan dapat menyusulmu."

Lalu ia mencabuti timun-timun itu sekalian dengan daunnya yang masih muda.

Dengan rakus ia segera melahap buah yang ada, sampai tak satu pun tersisa.

Setelah kenyang, raksasa itu sejenak beristirahat. Ia tidak begitu kuatir melihat Timun Mas berlari cepat. Secepat-cepatnya gadis itu berlari, toh, ia akan dengan mudah bisa menyusulnya.

Hehehe....! Sekarang tenagaku bertambah kuat ! Aku pasti dapat menangkap gadis kecil itu!"

Benar saja, setelah cukup beristirahat, ia kembali mengejar Timun Mas. Hanya dalam beberapa gerakan kaki saja, ia sudah dapat menyusul Timun Mas.

Timun Mas ketakutan, lalu ia mengambil jarum dari kayu bambu yang dipotong kecil-kecil.

timun masDi saat yang kritis. Timun Mas menaburkan jarum ke tanah. Sungguh ajaib! Jarum-jarum itu berubah menjadi hutan bambu yang lebat.

Raksasa itu berusaha menembusnya. Namun tubuh dan kakinya terasa sakit karena tergores dan tertusuk bambu yang patah.

Ia pantang menyerah. Dan berhasil melewati hutan bambu itu. Ia terus mengejar Timun Mas.

"Hai, Timun Mas, jangan harap kamu bisa lolos!" seru si raksasa sambil membungkuk untuk menangkap Timun Mas.

Dengan sigap. Timun Mas melompat ke samping dan berkelit menghindar. "Oh, hampir saja aku tertangkap," Timun Emas terengah-engah.

timun masKeringat mulai membasahi tubuhnya. Ia ingat pada bungkusan pemberian pertapa yang tinggal dua itu. Isinya garam dan terasi.

Ia segera membuka tali pengikat bungkusan garam. Garam itu ditaburkan ke arah si raksasa. Seketika butiran garam itu berubah menjadi lautan.

Raksasa itu sangat terkejut, karena tiba-tiba tubuhnya tercebur ke dalam laut. Tapi, berkat kesaktiannya, ia berhasil berenang ke tepi. Ia kembali mengejar Timun Mas.

Merasa dipermainkan, kemarahan raksasa itu semakin memuncak. "Bocah kurang ajar! Kalau tertangkap, akan kutelan kau bulat-bulat!"


timun mas
Timun Mas semakin khawatir karena raksasa itu berhasil melewati lautan yang sangat luas itu. Akan tetapi, ia tidak putus asa. Ia terus berlari meskipun sudah kelelahan. Raksasa itu terus mengejar.

Timun Mas melemparkan isi bungkusan yang terakhir. Terasi itu langsung dilemparkan ke arah si raksasa. Tiba-tiba saja terbentuklah lautan lumpur yang mendidih.

Raksasa itu terkejut sekali. Dalam sekejab, Tubuhnya ditelan lautan lumpur. Dengan segala upaya, ia berusaha menyelamatkan diri. Ia meronta-ronta. Tapi, usahanya sia-sia. Tubuhnya pelan-pelan tenggelam ke dasar.

Timun Mas, tolonglah aku!" Aku berjanji tidak akan memakanmu," raksasa itu meminta belas kasihan.

timun masTapi lumpur panas itu menelan tubuh si raksasa. Matilah si raksasa di dasar danau. Kini Timun Mas bisa bernafas legas karena selamat dari bahaya maut.

Ia segera berjalan ke arah rumahnya. Di kejauhan nampak Mbok Rondo berlari ke arah Timun Mas, kiranya wanita itu mengkhawatirkan keselamatn anaknya.

"Syukurlah anakku, ternyata Tuhan masih melindungimu." kata Mbok Rondo setelah keduanya saling mendekat.

Mereka berpelukan dengan rasa haru dan bahagia.






Senin, 11 September 2017

semua itu karena Allah

SEMUA ITU KARENA ALLAH.
Karya Novi Khusna
 
     Pagi adalah waktu yang menurutku sangatlah indah. Dengan dikelilingi oleh pepohonan yang rindang dan sawah hijau yang melintang. Membuat hati semakin tenang. Di tambah lagi dengan hawa yang begitu dinginnya pagi ini..

     Hmmm … itulah gambaran dari suasana kotaku.. yang sangat aku banggakan. ,,mungkin hingga tua kan ku pijaki kota tercintaku ini. Dimana pula disinilah tempat ku terlahir,tempat pertama kali ku hembuskan napasku.

     Aku terlahir dari rahim seorang wanita penjual kue keliling. Seorang wanita yang berhati mulia dan berjiwa tegar. Disini pula seorang wanita paru baya mempertaruhkan nyawa,hanya berbekal dengan doa.Dan berharap tangan tuhan mau membantunya.yaaa…wanita itu adalah ibuku, ,malaikat yang akan selalu temani hatiku, yang akan selalu menjaga ragaku dan yang akan selalu menyayangiku hingga kelak ku tutupkan mata kembali menghadap sang illahi. Sedangkan bapak ku hanya berprofesi menjadi penarik becak yang tak akan pernah pasti hasilnya.
“Hmmm..” pagi ini ku hembuskan nafasku, ku terbangun dari lelapnya tidurku semalam. Entah kenapa pagi-pagi buta aku telah terbangun dari tidurku,, mungkin hawa dingin yang menusuk tulangku membuat diriku terbangun. Sang surya saja belum terbangun dari tidurnya.
Semua Itu Karena Allah

     Saat itu ku merasakan kejenuhan dalam kamarku. Ku berniat untuk keluar dari kamar. Saat aku tengah membuka selambu kamar yang sangat kumal. Ku mencium aroma masakan khas ibuku. Dan ku lihat asap tunggu pun telah mengebul. Ku bergegas ,mengikuti aroma yang sangat sedap itu. Aku yakin ibu masak nasi special untukku. Yaa, karena kita jarang sekali makan nasi. Paling Cuma ubi rebus. Itupun kalau ada. Kalau gak yaa..hanya minum saja. Oleh karena itu nasi sudah termasuk makanan spesial untukku.
Ku toleh dapur yang terbuat dari bilih bambu tersebut dan saat itu pula ku sapa ibuku “ ibuu….” Lalu ibu pun tersenyum kepadaku. Cantik sekali saat dia tersenyum, seperti bidadari bagiku. Dan saat itu ku hanya tersenyum dan merasakan kehangatan pada tunggu alat untuk memasak ibu. Saat itu suasana sangatlah hening hanya ada aku dan ibu.

     Ku memulai pembicaraan “ ibu..ibu masak apa?nasi yaaa…aromanya sedep bangetss….”
“Hahahah…kamu bisa saja Syifaku sayang” tersenyum sambil mengelus rambutku
“yaa..iya dong bu…anak siapa?” aku pun berbalas memujinya.
“Tau gak bu..pagi ini udara begitu dinginn. Tapi disaat belaian ibu kepadaku dan hanya ditemani api di tunggu. Serasa ada yang menyelimutiku bu, terasa begitu hangatnya.” Sambil ku tidur dipangkuan ibuku.
“ oh yaaa…tapi jika suatu saat ibu telah tiada,, bagaimana?? Siapa yang menjadi pengganti ibu di saat syifa kedinginan..” sambil tak terasa ibu meneteskan air mata.
“ ibuuuuuuuuu…… Syifa tau, umur tak dapat di perkira oleh manusia. Tapi yakinlah buu…selamanya ibu akan selalu di hati Syifa. Syifa cinta ibu karena ALLAH.’’ Sambil tangan ini menghapus air mata yang telah mengalir di pipi cantik ibu..
Tak terasa perbincangan dalam dekapan hangat ibu membuat waktu tak terasa bergulir begitu cepatnya. Dan kini jarum jam telah menunjuk pada angka 4 lebih. Adzan pun telah terdengar oleh telingaku.Kokokan ayam pun mulai berbunyi, itu bertanda sang surya akan segera datang.
Ibu menyuruhku segera mandi dan bergegas untukku sekolah,sedangkan ibu melanjutkan perkerjaannya tadi yang sempat terhenti oleh ku. Sebelum itu aku dan ibu bergegas menambil air wudhu. Saat ku akan melepaskan bando kesayanganku, ibu menyuruhku membangunkan bapak yang tengah tertidur lelap. Mungkin ia merasakan lelah setelah bekerja hingga larut malam, terkadang aku kasihan sama bapak.

     Aku membangunkannya untuk sholat shubuh berjama’ah yang telah dilakukan seperti biasa di keluargaku.
“ bapak…pak… ayo bangun, waktu shubuh telah datang!” sambilku goyangkan badan bapakku.

Tak lama bapak terbangun dari tidurnya, berlahania membuka mata.
“ooohh.. Syifa..ada apa nak ?” sambil sayup-sayup bapakku membuka mata.
“bapakk….ayo sholat..sudah ditunggu ibu”sambilku menarik tangan bapak.
“oh masya alloh…. Ini sudah shubuh toh?’’ ayah langsung bergegas bangun dari tempat tidurnya dan bergegas mengambil air wudhu.

     Aku,bapak,dan ibu sholat berjamaah. Bapaklah yang menjadi imam di keluarga kecil kami. Aku bahagia memiliki bapak dan ibu yang sangat menyayangiku. Walaupun dilihat dari materi kami termasuk orang-orang miskin. Tapi dengan ada mereka di dekapanku…ku rasa aku adalah orang paling terkaya.
“Pak…bu… Syifa berangkat sekolah dulu yaaa.” Ku mencium tangan mereka berdua.
“ iya nak.. Syifa disekolah jangan nakal ya..jangan ikut teman-teman Syifa..jadilah anak yang pandai yaaa sayangg… jadilah anak yang bisa ibu dan bapak banggakan. Kami sayang kamu Syifa.” Ibu memelukku serasa ibu tak ingin kehilanganku.
“assalamu’alaikum bu..pakk..”sambilku lambaikan tangan pada mereka.
“wa’alaikum salam hati-hati di jalan.” Ibu dan bapak membalas lambaian tangan dariku.
Ku berangkat dengan jalan kaki, jauh sih..! Tapi bagiku jarak tak dapat menyurutkan langkahku untuk menimba ilmu disekolah. Apalagi ku teringat akan pesan ibu setiap pagi untukku. Dan harapan ibu di setiap langkahku. Aku harus bisa jadi anak kebanggaan ibu !
Ku menelusuri sawah-sawah dan menyebrang sebuah sungai yang gak terlalu dalam ketinggian airnya. Mungkin hanya di bawah lututku. Aku berjalan menuju sekolah dengan bernyanyi di sepanjang perjalanan,ku nikmati aroma surga dunia. Kunikmati pemandangan yang mungkin manusia tak dapat membuatnya. Hanya tuhan yang maha kokohlah yang dapat menciptakaannya.SUBHANALLAAAAHHH…..
Sesampailah di sekolah tempat ku menimba ilmu. Semua teman-teman telah menyapaku di depan gerbang sekolah SMP.AL-JANNAH O1. Sekolah terfavorit di kotaku.Mungkin hanya orang-orang kaya yang bisa masuk sini..
Yaa..berhubung secara materi aku lemah tapi mungkin IQ ku lumayan tinggi. Jadi aku dapat di terima pada sekolah termewah ini. Semua temen juga suka padaku. Mereka bilang aku anaknya selain pinter periang pula. Hehehe….
Aku masuk kekelas bersama Cahaya PUtri Laila anak pengusaha ternama di ASIA. dan saat bersamaan bel tanda masuk telah berbunyi. Teeeeeetttt……aku duduk bersamanya. Lalu bu Laila masuk ke kelasku.yaaa..kerena saat ini pelajaran matematika. Dan yang mengajariku adalah bu Laila guru yang terkenal cantik dan baik hati.

     Uupsss..bu Laila hari ini tidak masuk sendirian dikelasku melainkan didampingi oleh kepala sekolah pak Ridwan namanya. “wah ada apa nih !” batinku sambil hati berdebar-debar. Entah kenapa hari ini aku sangat berdebaran.bu Laila masuk dan menyapa murid-murid di kelasku.
“assalamu’alaikum anak-anak” sapa bu Laila
“waaa..aa.alaikum salam bu Laila” murid-murid membalas sapa
“aanak-anak kedatangan bapak kepala sekolah disini untuk memberi kabar gembira untuk kalian” dengan tersenyum bu Laila menyampaikannya.
“ ehhhmmm….boleh tau gak bu kabar gembiranya apa” sang ketua geng Beuti dengan tidak sopannya. Itu Bella namanya.ketua geng yang paling suka usilin aku ma Caca.
“Bella..tunggu ibu belum selesai bicara..”sambiil sedikit jengkel melihat tingkah Bella di hadapan bapak kepala sekolah.
Lau ibu melanjutkannya “biar bapak sendiri yang akan memberitahunya”

     Sejenakku terdiam bersama teman-temanku.hati semakin gak karuan.melihat pak Ridwan yang sangat terkenal kedisiplinannya dan tidak ingin di selah saat ia sedang berbicara. Hanya diam dan diam. Hanya ada keheningan yang membalut di dalam kelas ku.
“anak-anak yang bapak banggakan. Berdirinya bapak di sini akan menyampaikan sebuah informasi yang sangat penting. Berhubung sekolah ini sudah di kenal dengan murid-murid yang sangat cerdas seperti kalian maka bapak wali kota. Mengundang murid yang terbaik di sekolah ini untuk mewakili kota udalam rangka mengikuti lomba cerdas cermat “ Jenius Matematic” tingkat seJawa Timur. Hadiah yang akan di berikan tidak main-main. Hadiah untuk juara satu 10 juta, juara dua 5 juta sedangkan juara tiga 1 juta dan langsung di kirim ke tingkat se-Indonesia. Kalian semua akan saya seleksi. Saya akan memilih 2 yang terbaik. Yang akan mewakili kota ini. Kalian siap bukan?” sambil tersenyum dan menyakinkan murid dikelasku.
‘‘huuuftt..’’ ku hembuskan nafas untuk meredakan tegangku tadi.
“Pak kapan acara penyeleksiannya dimulai dan kapan lomba cerdas cermat akan dilaksanakan.” Dengan wajah serius si jagoan matematika di kelasku. Namanya Dian.
“mungkin, bulan depan perlombaannya akan dimulai.” Jawab bapak kepala sekolah.

     Akhirnya, penyamian bapak kepala sekola di kelasku telah usai. Lalu pak kepala sekolah berpamitan keluar ke[ada murid kekelasku.
“sebelum bapak tinggal, masih adakah pertanyaan yang ingin ditanyakan?”
“tidak pak…” murid-murid di kelasku menjawabnya dengan serentak.
“kalau begitu saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya dan semoga sukses. Terus belajar , jangan lupa berdo’a. Karena ini kesempatan emas untuk anak yang jenius seperti kalian.” Sebuah pesan yang penting dari seorang professor sekaligus kepala sekolah di sekolahanku.
“wichh..hadiahnya oke bengat..tapi, apa mungkin aku terpilih mengikuti lomba itu, Ah,! Aku rasa tak mungkin, paling Dian yang akan terpilih. Secara IQ dia kan tinggi banget lagi pula secara materi juga dia kan tercukupi hanya minta saja langsung tersedia. HUUft…” ku hembuskan nafasku meragukan kemampuanku sendiri.

     Saat itu ku terlamun sendiri, tak ada gairah untuk membicarakan persolan ini.hanya termenung dan berandai-andai“ Andai jika aku terpilih dan aku menang mungkin aku bisa bantu ibu dengan uang yang aku dapatkan dari lomba tersebut .hmm.. aku kasian liat ibu harus berjualan kue keliling dengan panasnya terik matahari yang tak seorang pun dapat berkompromi dengannnya. Kadangkala hujan yang lebat membuat kue-kue yang dibuat ibu tak laku begitu banyak.
“ya Allah,, aku sadar aku tak mungkin dapat ikut dalam perlombaan itu. Apalagi aku bisa menang dalam perlombaan tersebut dan mendapatkan hadiahnya. Itu menurutku tak mungkin. Tapi aku tahu kuasa-Mu begitu besar, kau bisa bolak- balikkan dunia dengan kecepatan kedipan mata.maka tak sulit pula jikalau Engkau dapat memberikan kepercayaan pada hamba dan memilih hamba untuk mewakili kota ini.

     Ya..Al loh.. hanya pada-Mu hamba munyembah dan hanya pada-Mu pula hamba memohon, hamba ingin mengikuti lomba tersebuat ya alloh…jadi izinkan hamba untuk mengikuti lomba tersebut dengan cara lolosnya hamba dalam seleksi yang akan di berikan .hamba ingin membantu ibu yaa..Alloh..hamba kasian pada ibu” ku menulis pada buku diary ku. Berharap alloh akan membantuku nantinya.
“Plessssss”.. suara tebokan tangan yang lembut di bahuku.tapi, tak begitu keras. Ku toleh ke belakang, ku terkejut.ternyata tangan Caca yang menebok bahuku. Caca adalah anak terkaya di sekolahku bapaknya saja seorang Directur di perusahaan minyak diKalimatan sedang ibunya seorang perawat di Rumah Sakit ternama di kota ini.aku sempat heran kenapa dia mau berteman dengan orang miskin sepertiku yang hanya mengandalkan otak saja.
“Syifa kenapa kamu? Kelihatannya wajahmu begitu gelisah” dengan raut wajah yang nampak mengkhawatirkanku.
“Tiii..dddaakkk…aku tidak kenapa- napa kok, kamu gak usah khawatir ya…” jawabku dengan terbata-bata.
“Ah..kamu gak usah bohong dech, kita sudah lama berteman dan aku tahu banget sifatmu, kamu gak biasanya seperti ini, pasti ada apa-apa, ehhh,,aku tahu ! pasti gara-gara tadi yaa… kamu mau ikut lomba itukan?” dengan raut wajah yang gelisah melihatku.
“iya … Ca.. sebenarnya aku pingin banget ikut itu tapi, kurasa itu tidak mungkin. Kamu liat Dian tadikan, kelihatannya dia begitu siapnya mengikuti seleksi tersebut. Kamu tahu kan Ca..selain pinter dia kaya semua dia minta selalu terkabulkan” aku semakin cemas.
“ehmm… Syifa temen Caca yang palinggg cantik.. Syifa gak perlu cemas dengan itu, Syifa butuh dana untuk beli buku?…Caca ada sedikit ung kok buat Syifa.” Sambil memegang bahuku.
‘’ee..eee..jangan Ca..aku gak mau merepotkanmu. Biarlah Dian saja yang mengikuti lomba tersebut.”Ku menolak tawaran Caca padaku.
“Syifa..Caca tahu Syifa butuh uang untuk ibu Syifa kan,!dan ini kesempatan kamu Syif..jadi jangan kamu sia-siakan yaa…!” Caca semakin menyakinkanku bahwa aku bisa.
“ Makasih ya Ca..kamu begtu baiknya dengan aku. Padahal kamu tahu sendirikan aku hanya seorang anak penjual kue dan seorang penarik becak. Tapi kenapa kamu bisasebaik itu dengan ku?” ku merasa termotivasi olehnya.
Sambil memelukku Caca berkata padaku “ Syifa.. masih inget gak ? kalau Syifa pernah ajari Caca kalau CINTA itu karena Alloh. Dan saat ini Caca ingin belajar untuk cinta Syifa karena Alloh, Syifa ingetkan?”
Semua terasa begitu bermakna…terasa hanya ada di panggung sandiwara. Tapi, ternyata kini ada di dalam dunia nyata dan saat ini pula Syifa merasakannya.SUBHANALLAH….ku berterima kasih pada-Mu wahai Robku yang maha agung.

     Dan saat ini aku sedang asyik mempersiapkannya, aku juga diajak oleh caca untuk pergi ke took buku..yang gede’ banget..aku dan Caca juga makan bareng di restaurant, aku juga diajak belajar bersama dirumahnya. Semua terbalut dalam canda dan tawa.hingga kini tiba waktunya penyeleksian siswa yang akan mewakili kotaku yang tercinta ini.
“Caca…aku takutt niiih, semua usaha kita sia-sia,,,” ku tak percaya diri.
“ Syifa …gak boleh begitu..pasrahkan saja semua pada Alloh, pasti Alloh akan beri yang terbaik untuk kita. Yakinlah..! kita bisa.. kerjakan semua ini karena Alloh.” Caca lagi-lagi menyakinkanku.
“oh..yaa Caa..kamu sudah bilang sama ibumu kalau sekarang kita akan mengikuti penyeleksian.”Tanya Caca padaku.

     Ku hanya menggelengkan kepala. Dan ku berkata tidak padanya. Caca pun seketika itu terkejut.
“looooh..! kenapa kamu gak bilang Syif?”
“ Aku takut jika aku gak lolos, ibu jadi sedih. Ya..menurutku tak memberitahunya itu lebih baik.”itulah jawabanku pada Caca
“Ehmmm…Syifa.. kamu gak boleh begitu seharusnya, apapun keputusannya nanti. Ibu kamu pasti akan terima kok.” Caca menasehatiku dengan suara merdunya itu.
“jadi….selama ini Syifa sudah bersalah dong.? Maafin Syifa ya Ca..”merasa ku menyesalinya.
“sudah tak perlu kamu sedih begitu, nasi sudah jadi bubur Syif… lagi pula aku gak nyalahin kamu kok.”Sambil tersenyum kepadaku
“Caca… makasih yaa..Syifa Sayang Caca karena Alloh” sambil ku tersenyum dan memeluknya.
Dan pagi ini sebelum penyeleksian dimulai. Aku menuliskan di buku diaryku saat masa-masaku dengan orang tersayangku. Aku tak ingin masa-masa ini lenyap begitu saja. Aku ingin jika suatu saat ku telah pergi. Mereka bisa baca buku ini dan menyaksikan isi hati berbicara.
 
Diary..
     Aku sayang Caca karena Alloh dan begitu pula dia padaku. Kini aku begitu bahagianya, kurasa memiliki ibu dan ayah beserta teman seperti Caca adalah anugrah tuhan yang paling indah, semoga ini tak akan berlalu begitu saja.semoga aku dengan mereka akan selalu bersama walaupun dalam kesedihan.
Yaa..Rob tuhan sejagad raya… aku mohon jangan pernah kau pisahkan aku dengannya.aku begitu menyanyanginya.aku tahu waktu tak berhenti begitu saja. Dan umur tak akan pernah bertambah..Tapi, aku mohon izinkanlah aku bersamanya hingga akhir aku tutupkan mata.

Penyeleksian pun telah dimulai. Dan setelah beberapa kali bapak kepala sekolah memberi pertanyaan dan memberi soal-soal yang di ujikan. Akhirnya, pengumuman siapa yang terpilih pun dibaca.
“ Syifa, ayo baca bismillah bersama-sama.” Ajak Caca padaku
“BISSMILLAHIROHMANNIROHIM” kita serentak membacanya dengan lirih.

     Bapak Ridwan selaku kepala sekolah mengumumkannya di damping oleh pak Ahmad wakil kepala sekolah dan Bu Lina selaku guru Matematika di kelasku.Namaku dan Nama Caca tersebut dalam pembicaraan pak Ridwan dan pak Ridwan memanggil kita berdua. Aku dan Caca hanya menunduk dan terdiam untuk ngontrol detak jantung yang tak karuan.
“Syifa..Caca.. kemari sayang..” panggil pak Ridwan
Kami pun maju dan menghampirinya.
Pak Ridwan berkata padaku dan Caca.” SELAMAT kalianlah yang mewakili kota ini untuk perlombaan Jenius MATEMATIC di kantor Gubernur di Surabaya” sambil bertepuk tangan di iringi oleh teman sekelasku.

Aku dan Caca pun sepontan terkejut. Kami bersujud syukur dan kami saling berpelukan.
“ Alhamdulillah… Terima kasih ya Alloh” ku sambil berjabat tangan pada pak Ridwan, pak Ahmad dan Bu Lina.tak lupa aku dan Caca berterima ksih pada guru yang selama ini telah membimbing kita. Aku dan Caca sangat bersyukur sekali.

     Terlihat siang telah usai. Kini telah berganti menjadi malam. Aku toleh kamar ibu dan bapak. Bapak ku lihat telah tertidur lelah.Mungkin, karena capek sehabis kerja seharian menarik becak yang sangat berat itu. Sedangkan ibu tak ada di kamar. Ternyata ibu sholat di tempat sholat khusus yang ada di rumah. Saat itu ku membuka kamar sholat ibu dan tak sengaja ibu sedang khusyuk berdo’a.
“ya alloh..hamba lemah..hamba tak punya daya upaya…hamba miskin daripada-Mu.maka hamba mohon maafkanlah hamba atas dosa hamba.
Ya Alloh..engkau pasti tahu.. Syifa anak hamba yang sangat hamba sayangi itu kini semakin besar dan biaya sekolahnya pun semakin tinggi. Tapi, dengan perkerjaan hamba yang seperti ini mana mungkin hamba bisa membiayainya.sedangkan hamba tak ingin ia berhenti sekolah walaupun hanya satu bulan. Dan hamba tak mungkin hanya mengandalkan otaknya yang hanya bisa hamba isi dengan lauk pauk seadanyanya. Hamba mohon berikanlah rezeki lebih kepada hamba sampai hamba bisa melihat Syifa tersenyum karena ia dapat meraih cita-cita yang selama ini ia dambakan. Walaupun harus ku korbankan nyawaku. Ini semua deminya ya Alloh tuhanku.”
Dan saat itu hanya tetesan air mata yang dapat ku keluarkan. Terasa lisan tak ingin mengucapkan kata-kata apapun itu ! doa ibu membuat ku larut dalam heningnya malam. Ku tah, ibu sangat menyanyangiku karna Alloh. Tak terasa tangisan dan keheningan itu membuatku tertidur lelap.

     Pagi telah datang, sang mentari dengan senyumnya membawa sinar yang begitu indah.aku pun terbangun karena sinarnya dan kini tibalah aku berangkat kesekolah. Saat ku telah usai memakai semua seragamku dan siap berpamitan pada ibu dan bapakku.
“bu..pak..Syifa berangkat yaa…”sambilku mencium tangan mereka.
Saat itu pula ibu membisikiku. “nak ibu sayang kamu karena Alloh, maka belajarlah kamu menjadi orang yang bekerja karena Alloh, bukan karena siapapun.”
Aku hanya tersenyum dan melambaikan tangan.

Hari demi Hari telah berganti dan saat ini tibalah waktunya ku mengikuti lomba “Jenius MATEMATIC”
“ Syifa kamu siap!” Caca memelukku dan menyakinkanku.
“Insya Allah siap Caca” aku pun tersenyum padanya.

     Dan saat ini aku teringat pesan ibu bahwa kerjakan segala sesuatu karena Allah. Dan saat ini ku mengikuti lomba bukan karena hadiahnya, namun semua itu karena Alloh.
“Huffftttt” ku tarik nafasku dan ku hembuskan berlahan.
Ku rasa semua begitu cepatnya..tapi aku tak bilang pada ibu..biarlah ini menjadi kejutan kalau aku menang.
Saat ku di dalam mobil milik sekolah bersama Caca, pak Ridwan, dan Bu Lina untuk pergi ke kantor Gurbernur di Surabaya mungkin perjalanannya hanya 1 jam saja.

Aku sempatkan menulis Diary..
Diary…
Tak disangka waktu begitu cepat dan hari ini. Hari Selasa tanggal 20 Mei ku bersama Caca di kirim ke kantor Gubernur.hati berdebar sangatlah kencang di perjalanan ini. Hanya bisa pasrah dan berdoa pada tuhanku Robbi A’alamin.semoga aku bisa.
Ya rob..ku pasrahkan semua ini pada_mu.wahai zat yang dapat membolak balikkan dunia.hanya pada-Mulah keputusan bijak itu terucap. Ku hanya dapat memohon..berilah yang terbaik untukku, dan semua orang yang aku sayangi.
Aminnnnnn….

     Wahh.. kini ku telah tiba dikantor Gubernur sekitar pukul 9 pagi. Dan ku pijaki kota Surabaya yang megah ini. Seumur-umur ku tak pernah pijaki kota kebanggaan masyarakat Surabaya.Aku disambut oleh pejabat-pejabat tinggi Aku disalami looo… tanganya pada dingin semua.semua terlihat cantik-cantik dan ganteng-ganteng.
Kini pukul 10 pagi perlombaan telah di mulai, banyak sekali pesertanya. Pesretanya dari berbagai kota.semua terlihat canti dan putih-putih. Dan disini pesertanya di temani oleh ibu-bunya yang terlihat berdandan begitu glamor.
****

     Perlombaan telah usai, kini tibalah penghitungan sekor. Dan para juri telah membwa sekor para peserta.sang pembawa acara itu pun mulai mengumumkan
“ Adik-adik yang kakak dan bapak ibu banggakan, kalian adalah calaon piñata negeri ini, dan kalianlah anak terbaik diantara teman kalian.dan kali ini kakak akan umumkan siapa yang menjadi juara pada perlombaan ini. “sang pembawa acara tersenyum
Setelah juara 3 dan 2 di raih oleh sekolah di Surabaya kini juara pertama diumumkan. Aku telah merasa mungkin aku dan caca tak akan menang.tapi, ternyata salah.. aku tahun semua itu karena Alloh dan Alloh pun berkehendak. Sekolah AL-JANNAH 01 menjadi juara paertama dalam lomba JENIUS MATEMATIC.
Semua serontak bahagia dan aku pun syukur Caca dan aku berpelukan. Bapak Ridwan pun sama halnya denganku Berpelukan dengan Pak Ahmad. Terasa hari inilah hari yang membahagiakan buatku. Uang 10 juta telah aku dan Caca dapatkan.

     Caca berkata padaku “ Syifa uang ini gak usah kamu bagi ke aku, ambil aja semuanya. Itung-itung buat bantu ibu kamu.” Begitu baiknya Caca denganku.
“Makasih ya Ca..”sambil ku memeluknya.
Semua terasa begitu indah..
Akhirnya aku berniatan uang ini akan ku buatkan toko untuk ibu dan sekarang ibu tak usah lagi berjualan keliling seperti dulu, apa lagi harus melihat ibu berpanas-panasan. Anak siapa yang tega melihat ibunya seperti itu. tak tegalah rasanya. “Ibu……. aku bawa uang untuk ibu, agar ibu tak kepanasan lagi berjualan di jalan.”
****

     Saat itu aku pun pulang diantar oleh pak Ridwan dan tak disangka, semua orang dikampungku telah menyambut bahagia dengan kedatanganku, aku saja terheran-heran. Padahal aku tak memberitahu orang tentang perlombaan ini. Tapi, kenapa semua orang kampung serontak menyambutku.Dan saat yang membahagiakan itu kulihat orang terdepan yang menyambutku adalah ibu bapakku. Dengan hanya memakai sandal jepit dan sarung Mereka tersenyum dan tak terasa mereka meneteskan air mata.
“anakku..ibu dan bapak lihat kamu di TV, kamu hebat nak” sambil memeluk aku dan Caca.
“ibu semua ini demi ibu….’’ Ku melihat wajah ibuku.
Berulangkali ibu menciumku dan mencium Caca temanku.seperti aku telah bersaudara padanya.Semua itu terasa seperti sandiwara, tapi aku yakin semu ini karena Allah.Robbi yang maha bijak.
TERIMA KASIH ya Allohh…..

cerpen Teman Pertama Di hidupku

TEMAN PERTAMA DI HIDUPKU
Karya Sri Ayu
          Aku hanya tertududuk terdiam menundukan kepalaku, ya... seperti ini lah kehidupanku disekolah yang menurutku sangat kejam ini. Bagaimana tidak ? semua anak membenciku karna aku seorang putri yang profesi orang tuaku adalah seorang penjual susu kaleng keliling yang memaksakan diri bersekolah disekolahan elit seperti ini, jika tidak karena beasiswa yang kudapat mungkin aku sudah melawan perbuatan mereka yang menurutku sudah di luar batas peri kemanusiaan.
***

           Bel istirahat berbunyi semua anak berhamburan keluar terkecuali hanya aku yang tersisa diruangan yang bagaikan neraka ini, aku terduduk menunduk seluruh wajahku tertutup oleh rambut hitam panjangku. Cukup lama aku terdiam disini hingga pada saatnya aku merasa bosan, akhirnya aku putuskan untuk melangkah pergi keluar kelas.
Teman Pertama Di Hidupku
             Dengan berjalan menunduk menyusuri trotoar kelas dan bertemu dengan para mulut kejam yang tak salah lagi sedang membicarakanku, aku tidak peduli aku tetap melanjutkan langkahku. Sampai suatu saat sesuatu mengenai kepalaku, benda itu terjatuh di bawah tepatnya dihadapan kakiku, ternyata itu hanya botol air mineral yang tak berisi, aku memungut botol itu dan memasukannya kedalam ember sampah yang berada disampingku. Saat hendak memasukkan botol itu semua anak melempariku dengan tepung dan juga telur aku hanya terdiam menunduk pasrah menerima perlakuan mereka.
Semua anak menghampiriku, salah satu dari mereka mendorong tubuhku hingga aku terjatuh ke lantai.
"bangunlah.... ayo bangun anak miskin!" ucap seorang murid pria yang mendorongku tadi

Aku hanya bisa menangis menunduk, semua anak memukuliku hingga seluruh wajahku memar.

Tak berseling lama tiba-tiba seseorang datang yang tak lain itu adalah ibu kim, guru wali kelasku.
"Hentikan semuanya!!!" teriak ibu Kim,

Sesaat semua murid yang mengelilingiku terkejut dan spontan berlari berhamburan memasuki ruangan kelasnya masing-masing.

Ibu Kim secepat mungkin mendekatiku dan membantuku berdiri, "Kau tak apa Melati ?" tanya ibu Kim lembut
"Tidak bu, aku baik-baik saja" jawabku menunduk
"Lebih baik kau obati dulu lukamu, dan ibu akan meminta seragam baru untukmu" tutur ibu Kim
"Tidak bu tidak usah, aku baik-baik saja, terima kasih" kataku
"Baiklah, kau akan diijinkan pulang sekarang, ibu yang akan bertanggung jawab"

Oh sungguh ini tak begitu buruk untukku, akhirnya aku bisa pulang lebih cepat juga mimpi aapa aku semalam sampai bisa beruntung seperti ini.

          Aku mengangkat wajahku kulihat disebelah ibu Kim berdiri seorang anak pria berpakaian seragam dan tersenyum padaku, jelas saja dia bukan siswa sekolah ini aku pun baru melihatnya.
Ibu Kim berkata jika ia pun akan memasuki ruangan kelasku untuk mengenalkan murid baru, aku berjalan mengikuti ibu Kim tepatnya dibelakang murid pria baru itu

Sesampainya diruang kelas aku segera menuju tempat dudukku dan mengambil tas milikku, semua anak memandangku sinis meski aku tidak melihatnya langsung karna aku menundukan kepalaku ketika berjalan tapi aku bisa merasakannya.
***

           Pagi yang begitu cerah, membuat bahagia siapapun orangnya yang melihat keindahannya, angin pagi berhembus kencang menerpa tubuhku. Langkah demi langkah aku tapaki hingga sampailah kedepan gerbang sekolahku.

Aku memasuki ruang kelasku, terlihat disana beberapa orang anak memandangku dengan sinis bahkan ketika aku melewati mereka, mereka menghalang jalanku dan mendorong tubuhku hingga terjatuh. hanya tawa kesenangan yang mereka dapatkan.
Tiba-tiba seseorang mengulurkan tangannya padaku, aku secepat mungkin memastikan orang itu, ternyata itu adalah murid baru yang kemarin aku bertemu dengannya.
"ayolah... bangun.." ucap pria itu yang akupun tak mengenalnya

Sontak semua anak merasa heran dan bingung,
"Fandy! apa yang sedang kau lakukan?" tanya seorang murid laki-laki padanya
tapi dia tak menghiraukannya

Aku tak menerima uluran tangan miliknya, aku berfikir dia pun pasti sama seperti anak-anak lain, akhirnya aku pergi berlari keluar kelas.

Aku menangis dibawah pohon ditaman, aku tak peduli bel pelajaran sekolah dimulai. Hatiku hancur kenapa juga aku harus dilahirkan oleh sepasang keluarga penjual susu kaleng keliling? kenapa aku tidak seperti mereka? tuhan tak adil!.

            Sampai sekolah sepi ditinggalkan oleh penghuninya, aku masih tetap berada dibawah pohon itu terduduk dengan kaki menegak menompang tangan dan daguku pandanganku sayu kedepan.

Tiba-tiba seseorang memegang pundakku, aku menoleh
"kau..." ucapku
"yah ini aku, apa aku boleh duduk disampingmu ?" tanya pria itu
"Untuk apa kau kemari ? apa kau pun ingin melihat seberapa menyedihkannya aku ?" Tanyaku dingin
"Tidak! aku kemari ingin berkenalan denganmu...." jawab pria itu
"Lebih baik kau pergi saja, bukankah teman-teman kayamu juga sudah pergi meninggalkan sekolah ini?" tanyaku lagi kecut
"Biarlah, tapi aku ingin bersamamu...." jawab nya

aku memandangnya muak secepat mungkin aku pergi meninggalkannya tapi ia mengejarku.
"Aku ingin menjadi temanmu, tak bisa kah kau terima aku menjadi temanmu?" tanya pria itu mengikuti dibelakangku
aku tak memperdulikannya, aku berlari berusaha menghindar darinya tapi ia tetap mengejarku.

         Keesokan harinya anak pria murid baru itu tetap mengikutiku kemanapun aku pergi, dan anehnya pagi itu tak ada ejekan yang terlontar dari mulut semua murid disini tidak seperti biasanya, "Aku yang mengencam mereka untuk tidak memperlakukanmu dengan buruk!" tuturnya padaku ketika aku sedangterduduk sendiri dibangku ruang kelas "Apa maksudmu?" tanyaku tak mengerti dengan perkataanya
"Aku ingin menjadi temanmu... apa kau benar-benar membenciku ? aku hanya ingin menjadi temanmu tak lebih!"
"kenapa harus aku?" tanyaku "Dan asal kau tau aku tidak butuh siapapun disekolah ini termasuk seorang teman!" lanjutku tegas
"Tapi kenapa?" tanyanya
"Apa kau tak mengerti atau memang pura-pura tidak mengerti?" semua orang orang disini tak ada yang baik satu pun! apa itu yang selalu dilakukan oleh orang-orang kaya terhadap orang miskin sepertiku?" tanyaku dengan kedua bolamataku menatapnya
"Tidak semua orang seperti itu...." jawabnya
"Tidak?" tanyaku " Apa ada didunia ini orang yang memihak kepada orang miskin sepertiku ?"lanjutku menangis
"Ada!" jawabnya "Akulah orangnya, aku berada dipihakmu. Tak peduli siapa kamu dan siapa aku ... Yang jelas aku ingin berteman denganmu" Lanjutnya

               Aku sejenak terdiam memandang matanya dalam.
"apa kau tidak malu jika berteman denganku?" Tanyaku masih memandang matanya
"Malu? apa maksudmu?" tak peduli siapa kamu dan siapa aku bagiku itu tak penting bukankah berteman dengan siapapun bisa tanpa harus memandang derajat orang tersebut?" jelasnya

Aku tersenyu padanya, ia pun membalas senyumanku dengan manis.

Senin, 04 September 2017









Boneka kesukaan. Teddy bear lucu, imut. HEMMMM

kata-kata bijak

“Lebih baik mencintai seseorang yang jauh tapi sangat menginginkan kebersamaan daripada seseorang yang dekat tapi tak peduli.”
“Kalau saja semua manusia lebih mencintai sesama manusia daripada harta maka dunia ini akan nyaman dan indah dalam kebersamaan.”
“Baiklah kepada semua orang, tapi hanya sahabatilah orang-orang jujur yang mensyukuri kebersamaan denganmu.”
“Kebersamaan dengan keluarga akan membuatmu bahagia. Maksimalkan moment dengan keluargamu sebaik-baiknya.”
“Mereka yang menghargai kebersamaan, tidak akan pernah ditinggalkan oleh kebersamaan itu sendiri.”
“Kebersamaan dengan keluarga itu lebih berharga dibanding apapun.”
“Jangan menunggu kehilangan baru sadar arti kebersamaan.”
“Anda dapat tahu makna persahabatan, saat anda mulai merindukan saat-saat kebersamaan.”
“Sahabat mengajarkan tentang arti kebersamaan, keluarga mengajarkan tentang arti ketulusan.”

Materi TIK

Materi TIK kelas XI semester 1 untuk SMA / Sederajat



BAB 1
PERANGKAT KERAS JARINGAN KOMPUTER
A.      JARINGAN KOMPUTER
Jaringan computer adalah kumpulan computer dan peralatan lain yang saling dihubungkan bersama menggunakan media komunikasi tertentu, sehingga memungkinkan pengguna jaringan untuk saling tukar bertukar data atau menggunakan sumber daya baik hardware maupun software secara bersama-sama.
B.       MANFAAT JARINGAN KOMPUTER
Adapun manfaat jaringan komputer antara lain sebagai berikut :
1.      Menggunakan sumber daya secara bersama-sama (resource sharing)
2.      Menghemat uang
3.      Reliabilitas yang tinggi
4.      Mempermudah proses komunikasi
C.      MACAM-MACAM JARINGAN KOMPUTER
Jaringan komputer dilihat dari sisi luas areanya dibagi menjadi :
·      LAN (Local Area Network)
·      MAN (Metropolitan Area Network)
·      WAN (Wide Area Network)
Sedangkan jaringan komputer dilihat dari sisi cara kerja komputer dibagi menjadi :
·      Peer to peer
·      Client-Server
D.      TOPOLOGI JARINGAN
Topologi jaringan adalah bentuk layout atau peta dari pengkabelan secara fisik yang diimplementasikan pada suatu jaringan komputer. Berikut ini macam-macam komputer jaringan :
1.      Topologi Bus
Keuntungan :
·      Sangat mudah menghubungkan komputer serta peralatan lainnya
·      Kabel yang dibutuhkan sedikit
              Kekurangan :
·      Jika salah satu sambungan dalam bus putus, maka semua jaringan akan tidak bekerja
·      Dibutuhkan terminator pada setiap ujung kabel utama
·      Sulut mengidentifikasi kesalahan jika seluruh jaringan tidak bekerja
·      Tidak dianjurkan menggunakan jenis jaringan ini dalam satu jaringan dalam suatu bangunan yang besar
2.      Topologi Star (Bintang)
Keuntungan :
·      Kerusakan pada satu work station hanya tidak mempengaruhi jaringan pada saluran tersebut dan station yang terpaut.
·      Tingkat keamanan termasuk tinggi
·      Tahan terhadap lalu lintas jaringan yang sibuk
·      Penambahan dan pengurangan workstation dapat dilakukan dengan mudah
Kekurangan :                                                                
·      Jika hub mengalami kerusakan, maka seluruh jaringan akan terhenti
·      Membutuhkan kabel panjang
·      Biaya hub mahal
3.      Topologi Ring (Cincin)
Keuntungan :
·      Implementasi kabel fiber optic sangat dimungkinkan
·      Bisa lebih jauh atau panjang daripada bus
Kelemahan :
·      Jika ada satu hubungan antar repeater putus, maka satu jaringan akan mati
·      Sulit pengelolaannya
4.      Topologi Tree
Sebenarnya topologi tree adalah topologi gabungan antara topologi linear dan bus.
5.      Topologi Mesh
E.       PERANGKAT KERAS JARINGAN KOMPUTER
1.      NIC (Network Interface Card) atau Cardlan
2.      Server
3.      Workstation
4.      Router atau Getway
5.      HUB atau Switch
6.      Access Point
7.      Brigde
8.      Modem dan Gateway
9.      RAS (Random Access Server) atau VPN (Virtual Private Network)
F.       MEDIA TRANSMISI
Transmisi data adalah proses penyampaian data antara dua titik melalui jalur media transmisi. Media yang dapat digunakan dalam jaringan komputer ada 2 macam, yaitu Wireless (tanpa kabel) dan Wireline (menggunakan kabel)
Beberapa jenis kabel yang banyak digunakan dalam jaringan komputer antara lain :
·      Koaksial atau BNC (Bayone Neill Concelman)
·      Twister Pair (STP dan UTP)
·      Fiber Optic
G.      MEDIA TRANSMISI TANPA KABEL ATAU NIRKABEL
Penggunaan media transmisi kabel tidak dimungkinkan untuk beberapa hal, misalnya untuk pengguna atau client yang mempunyai mobilitas tinggi yang selalu berpindah-pindah tempat, jarak yang terlalu jauh melampui batas maksimum kabel untuk menggunakan kabel. Dengan demikian perlu adanya media lain sebagai media transmisi yaitu gelombang elektromagnetik.
Gelombang elektromagnetik yang digunakan sebagai media transmisi data dapat berupa :
·           Sinar inframerah
·           Gelombang mikro
·           Gelombang radio
Ada 3 macam gelombang radio yang digunakan dalam jaringan komputer yaitu :
·         FHSS (Frequency Spread Spectrum)
·         DSS (Direct Sequence Spread Spectrum)
·         OFDM (Orthongal Frequency Division Spectrum)
H.      PERANGKAT LUNAK PENDUKUNG INTERNET
1.      Browser
Browser adalah perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan browsing diinternet. Aplikasi ini digunakan untuk membuka halaman web yang ada diinternet. Browser yang banyak digunakan antara lain :
·    Internet Explorer
·    Mozilla Firefox
·    Nescafe Communicator
·    Opera
·    Thunderbid
·    Aplikasi Chatting
·    Flash Player
·    Utility Internet
                     ·    System Operasi